E J A A N
Tujuan : Siswa dapat menggunakan ejaan dalam tulisan dengan benar.
A. Pengertian
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lembang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interaksi lembaga-lembaga itu (pemisahan, penggabungannya) dalam suatu bahasa.
B. Macam Ejaan
Menurut sejenisnya bahasa Indonesia mengenal beberapa ejaan
1. Ejaan ch, Van Ophnijsen atau disebut juga ejaan Balai Pustaka. Ejaan ini ditetapkan oleh Ch. Van Ophnijsen pada tahun 1901, dan disempurnakan tahun 1926
2. Ejaan Suwandi atau ejaan Republik yang ditetapkan oleh Menteri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan, Suwandi pada tahun 1947. Ejaan ini disempurnakan lagi pada tahun 1949.
3. Ejaan Melindo (Melayu – Indonesia), pemutusan Indonesia dan Melayu pada tahun 1957 berhasil merumuskan sebuah ejaan bersama yang diberi nama Ejaan Melindo. Tetapi ejaan itu tidak jadi dimumkan karena masalah politik dengan Malaysia.
4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), dari tahun 1972 sampai sekarang, Ejaan ini diresmikan berdasarkan surat keputusan presiden No.57 tahun 1972, secara resmi mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1972.
C. Cakupan Ejaan
Ejaan yang disempurnakan (EYD) mencakup :
1. Pemakaian huruf
2. Pemakaian huruf kapital dan miring
3. Penulisan kata
4. Pemakaian tanda baca
Meskipun pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan telah berlalu sejak 1972, namun masih banyak dijumpai penulisan bahasa Indonesia yang menyimpang dari pedoman tersebut Berikut cara pemakaian tanda baca.
1. a. Tanda Titik Dua ( : ) dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian
Misalnya : Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga : kursi, meja dan lemari
b. Tanda Titik Dua ( : ) dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
Misalnya : Ketua :
Sekretaris :
Bendahara :
c. Tanda Titik Dua ( : ) dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya :
Ibu : ( meletakkan beberapa kopor ) “ bawa kopor ini nak !”
Anak : “Baik, bu !”
2. Tanda hubung ( - )
a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris
Misalnya :
ga cara yang baru
Disamping cara-cara lama itu ju-
b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya :
Senjata ini merupakan alat pertahan- an yang canggih
c. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang :
Misal :
- Anak-anak, berulang-ulang
d. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misal : - p-a-n-i-t-i-a
- 8-4-2004
e. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian kata ungkapan, dan penghilang bagian kelompok kata :
Misal : - ber – evolusi
- dua puluh lima-ribuan
f. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital.
Misal :
- di-smash
- pen-tackle-an
3. Tanda Tanya ( ? )
a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya
Misal :
- kapan ia berangkat ?
- Saudara tahu, bukan ?
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya
Misal :
- ia dilahirkan pada tahun 1983 ( ? )
4. Tanda Seru (!)
Tanda seriu dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan ataupun rasa emosi yang kuat.
Misal :
- Alangkah seramnya peristiwa itu !
- Bersihkan kamar itu sekarang juga !
5. Tanda Petik (“...”)
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misal :
- “saya belum siap” kata Mira, “Tunggu sebentar!”
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misal :
- Bacalah “Bola hampir” dalam bauku dari suatu masa dari suatu tempat.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misal :
- Pekerjaan itu dilaksankan dengan cara “coba dan ralat” saja
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung
Misal :
- kata Bagas, “saya juga minta satu.”
6. Tanda Petik Tunggal (‘ ... ‘)
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain
Misal :
- Tanay Budi, “ kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi ?”
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misal :
- feed-back ‘balikan’
7. Tanda pengikat atau apostrof ( ‘ )
Tanda pengikat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagain kata atau bagian angka tahun.
Misal :
- Anjas’ kan kusurati (‘kan = akan)
- Malam ‘lah tiba (‘lah = telah)
- 1 April ’04 (’04 = 2004)
8. Penulisan : 1. di, ke, dari
2. per, pun
3. kata ganti ku, mu, nya, kan, Anda
4. Alamat
5. Daftar pustaka
1. Penulisan di, ke, dari, terdapat dua cara yakni :
a. Bentuk di, ke, dari sebagai kata depan (diikuti kata-kata petunjuk tempat), ditulis terpisah.
b. Bentuk di, ke, sebagai awalan ditulis serangkaian dengan kata yang diikutinya.
Misal : (yang dipisah)
- di sebuah desa
- di mana
- ke dalam
- ke samping dll
Misal : (yang dirangkai)
- dikemukakan
- kemari
- Pakubuono kesepuluh dll
2. Penulisan per, pun, terdapat dua cara yakni :
a. bentuk per yang berarti “demi”, “tiap” , dan “mulai” ditulis terpisah; sedangkan per sebagai awalan ditulis serangkai
b. bentuk pun yang tidak membentuk konjungsi ditulis terpisah
Misal :
- Gajinya Rp. 1.000.000,- per bulan
- Kami pun ikut bersedih
- Satu per satu kambing itu disembelih
- Minum pun ia tak bisa
3. Penulisan kata ganti ku, mu, nya, kan, Anda
a. kata ganti ku, mu, nya, kan ditulis serangkai
b. kata ganti Anda ditulis dengan huruf kapital
Misal :
- bukuku dimana ?
- dompetmu jatuh ?
- hanya kepada-Mu kami menyembah
- jangan kauambil uang itu dll
4. Penyulisan kalimat]
Misal :
- Yth, Sdr. Sugeng
Jalan Arjuna 75
Bandung
atau
- Yth, Sdr. Sugeng, Jln. Arjuna 75, Bandung
5. Penulisan Daftar Pustaka
p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar