/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Jumat, 25 Maret 2011

INFLASI

Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya atau cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Inflasi juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan adanya penurunan nilai uang, yang disebabkan oleh sirkulasi uang dalam masyarakat lebih besar daripada sirkulasi barang dan jasa.

Kenaikan harga berbagai macam barang akibat inflasi terjadi tidak dengan persentase yang sama. Artinya kenaikan harga antara barang yang satu berbeda dengan kenaikan harga barang lain. Selain itu, kenaikan dapat saja terjadi dalam waktu yang tidak bersamaan, namun terjadi secara terus menerus dalam selang waktu tertentu. Kenaikan harga ini biasanya diukur dengan suatu angka indeks yang disebut indeks harga.

Beberapa indeks harga yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

  1. Indeks biaya hidup/indeks harga konsumen

Indeks biay hidup/indeks harga konsumen digunakan untuk untuk mengukur biaya hidup atau banyaknya barang dan jasa yang dikeluarkan oleh rumah tangga.

  1. Indeks harga perdagangan besar

Perhitungan indeks harga perdagangan besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan besar. Oleh karena itu, harga bahan baku dan barang setengah jadi masuk dalam perhitungan. Pada umumnya, perubahan indeks harga ini sejalan dengan indeks biaya hidup.

Terdapat berbagai jenis inflasi. Jeni-jenis inflasi yang sering dikenal adalah sebagai berikut

  1. Creeping infiation (inflasi merayap/inflasi ringan0
  2. Galloping inflation adalah inflasi dengan tingkat kemerosotan nilai uang sebesar 10% hingga 100% per tahun
  3. Hyper inflation (inflasi tinggi0

Hyper inflation adlah inflasi dengan tingkat kemerosotan nilai uang di atas 100% per tahun.

Selain inflasi, terdapat beberapa peristiwa ekonomi lain yang saling berhubungan dengan nilai uang yaitu deflasi, devaluasi, revaluasi, apresiasi dan depresiasi.

  1. Deflasi

Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi. Deflasi adalah penambahan nilai mata uang, yang terjadi antara lain melalui pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli uang yang nilainya menurun. Gejala perekonomian yang merupakan akibat dari keadaan ini antara lain berupa penurunan produksi, kelangkaan lapangan kerja, dan rendahnya daya beli masyarakat.

  1. Devaluasi

Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negari yang dilakukan dengan sengaja terhadap mata uang luar negeri atau terhadap emas, yang bertujuan untuk memperbaiki perekonomian. Pemerintah Indonesia sudah beberap kali melakukan devaluasi, diantaranya melalui kebijakan 15 November 1978. dalam kebijakan ini kurs Dolar Amarka Serikat dinaikan dari Rp. 415,00 menjadi Rp. 625,00 bahkan pada saat awal reformasi nilai tukar Rupiah terhadapa Dolar Amerika Serikuta mencapai Rp. 18.000,00 per US $

  1. Revaluasi

Revaluasi merupakan kebalikan dari devaluasi. Revaluasi adalah penilaian kembali atau pemberian nilai baru terhadap harga dan nilai mata uang. Pada umumnya, revaluasi dilakukan dengan menaikan nilai mata uang dalam negeri terhadap nilai mata uang asing yang dinilai terlalu rendah.

d. Apresiasi

Apresiasi

. adalah kenaikan nilai barang karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang tersebut bertambah. Dalam keadaan ini, biasanya nilai mat auang (valuta) negara yang bersangkutan mengalami kenaikan di pasar valuta asing.

e. Depresiasi

Depresiasi merupakan kebalikan dari apresiasi. Depresiasi adalah turunannya nilai atau penyusutan nilai mata uang.

Tidak ada komentar: