Berbicara tentang ' guru ' di jakarta dibelakangan ini hampir sama ramainya dengan membicarakan anggota dewan perwakilan rakyat. Kami cuma ingin menyampaikan sisi kreatifitas seorang guru dalam mengelola kelas sekolah. Kerna kami meyakini daya kreatifitas yang dimiliki seorang gurulah yang dapat memposisikan siswa sebagai subyek belajar yang manusiawi. Pandangan tentang guru,
dapat dikatakan dgn kaliamat sederhana "pekerjaan yang gampang",. Guru dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya sehari-har kerap dipandang sderhana(semua orang bisa jadi guru), Seperti mulai dari datang pagi ,masuk ruang guru, duduk dan berkemas bersiap-siap untuk menuju kelas. Setelah tibanya dikelas seorang guru harus tampak riang dan semangat. Dengan spirit rasa senang dan penuh antusias itu guru memulai mengelola kelas yang berisi kurang atau sama dengan 40 siswa. Dalm mengelola kelas guru sedapat mungkin menggunakan lembar panduan(RPP) agar proses pengeloalaan kelas selalu efektif dan efisien.Kegiatan itu mengabsen siswa, membuka pelajaran(memotivasi dan apersepsi; memberi pengamatan /penghayatan secara sadar ats sesuatu yang menjadi dasar/perbandingan/landasan utk menerima pelajaran baru). Menciptaka proses pembelajaran( sesuai sifat materi pelajaran) dan menutup (menilai dan penguatan) pelajaran.
Paparan kalimat tugas guru dipandang sderhana
diatas banyak dianut oleh sekelompok
masyarakat yanga hanya mengerti “ guru”
tapi belum mamahi “guru”(awam;; berpikiran semua orang bisa jadi guru). Namun
ada kelompok masyarakat yang memahami guru(terpelajar;guru bisa jadi apa saja,sedangkan apa saja belum tentu bisa jadi guru serta setiap guru pasti manusi sedangkan murid belum tentu manusia) seperti kelompok masyarakat yang berkegiatan sebagai
instruktur, nara sumber,trainer,pengajar,pelatih dan kegiatan lainya yang
berhubungan dengan pembelajaran. Profesi ini tentu merasakan bagaimana suasana
kebatinan betapa pahit dan manisnya menjalankan profesi guru.
Berikut ini kami mau sampai beberapa cerita dari rekan,kawan dan sahabat yang
berkecimpung pada kegiatan pembelajaran:
Nadiah Mas’ula seorang guru ” ... dalam mengajar saya selalu membaca
materi pelajaran dan pengetahuan tentang pedagogik , psikiologi pendidikan
serta pengetahuan-pengetahuan yang terkait dengan kreatifitas. Kerna dengan
berbekal daya kreatif saya dapat
memposisikan siswa saya sebagai subyek belajar. Seperti saya memakai hipnotis
sadar (istilah kreatif saya) dalam
memotvasi siswa dalam mengajar; cara ini
saya lakukan dengan mengenali siswa dan memahami tujuan siswa belajar. Kepribadian siswa sangat
amat unik dan sangat berbeda satu sama lainya
seperti unik dan berbedanya sidik jari
setiap siswa. Dari sekian banyaknya keunikan siswa diantaranya siswa ceria,
pemurung,rajin bicara,males bicara dan suka usil serta masih banyak lagi yang tidak mungkin
bisa disebutkan detil dan rincinya. Tujuan siswa belajar di sekolah yang dia
pilih diantaranya adalah ada yang ingin bekerja, ingin kuliah dan isi waktu
selama nunggu pernikahan. Dengan berdasarkan pada pemahaman kepribadian dan tujuan
belajar siswa, saya memakai pendekatan personal yang persuasif dalam menyampaikan
kata-kata imajinasi(istilah dalam kreatif saya) yang terangkai dlam kalimat
edukasi. Seperti saya menemukan
persoalan belajar pada siswa “ sering tidak masuk sekolah “. Maka saya mencari tau tentang pemahaman saya
atas siswa itu; baik pribadinya maupun tujuan bersekolahnya, setelah itu saya
pilih cara yang tidak disadari siswa itu, bahwa saya menganggap hal itu
penting, dengan memanggil an siswa itu untuk berdiskusi/dialog tampa
menyinggung persoalan tidak masuk sekolah; kemudian saya sampaikan cerita
tentang kondisi hal-hal yang membuat
siswa gembira – cerita soal remaja
dan orang tua. Disinilah lahan
kreatifitas sang guru bagaimana hal ini tersaji dengan menyenangkan. Sehinnga
siswa berubah dengan kesadaran sendiri.
Dalam mengajar terkadang saya memakai metode “ sugesti “ (istilah kreatif yang saya
pakai dalam kontek mengajar) yang situasional . Sugesti yang saya maksud adalah; kritik, teguran, marah,pujian
,peringatan dan saran. Saya selalu memakai dasar pemahaman tentang kepribadian
dan tujuan siswa belajar di sekolah
serta memilih kata-kata imajinasi bernuansa sugesti (pengaruh yang dapat
menggerakan hati siswa untuk berbuat.
Dari paparan diatas jelas seseorang yang memahai guru sebagi
profesi tidak akan mudah percaya kepada ‘ adanya issu bahwa siswa diperlakukan
dalam hal diluar kontek “pengelolaan kelas sekolah”, seperti soal pelecehan dua manusi yang berulang kali mereka berdua lakukan, yang kemudian salah satu darinya(oknum) mengadukan sehinngga menjadi persoalan hukum bagi mereka (?), akhirnya Allahu’alam bissowab. Bro!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar