Halaman Muka Blog

Sabtu, 28 Januari 2012

PEMBELAJARAN TENTANG SASTRA

S A S T R A

Tujuan : Siswa mengenal bentuk - bentuk karya sastra baik karya sastra

Indonesia maupun karya sastra asing serta dapat mengapresisasi karya sastra prosa, puisi maupun drama.

Secara etomologis kata kesusasteraan berasal dari kata dasar bahasa Sanskerta : Castra yang berarti tulisan, mendapat imbuhan su- yang bermakna “baik, bagus, indah” sehingga terbentuklah kata Sucastra atau susastra itu diturunkan menjadi kesusasteraan dan bermakna hal-hal yang berhbungan erat dengan pemakaian bahasa yang indah atau hal-hal yang menyangkut persoalan susastra.

Mengenai pembagiannya, khususnya yang menyangkut pembicaraan kesusastraan Indonesia, biasanya kita membagi kesusasteraan atas dasar dua hal, pembagian menurut bentuk (genre) dan pembagian menurut zaman (periodisasi).

A. Bentuk Karya Sastra

1. Prosa adalah karya sastra dalam bentuk bahasa yang terurai, tidak terikat oleh rima, ritme, jumlah baris, dsb

Prosa terbentuk oleh unsur-unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik prosa terdiri atas :

a. Tema : tentang apa prosa tersebut berbicara

b. Amanat / pesan : nasihat yang hendak disampaikan kepada pembaca

a. Plot / alur : rangkaian peristiwa yang membentuk cerita

b. Perwatakan / karakterisasi / penokohan : cara-cara pengarang menggambarkan watak pelaku (misal : watak ceroboh, licik, bengis, bijaksana, dll)

c. Sudut pandang : cara pengarang menempatkan diri, apakah masuk dalam cerita atau tidak

- Sudut pandang orang pertama : pengarang sebagai pelaku, apakah :

1. Pengarang sebagai pelaku utama

2. Sebagai pelaku sampngan / tambahan

- Sudut pendang orang kedua : pengarang tidak menjadi pelaku, dengan kemungkinan :

1. Pengarang sebagai pengamat atau orang di luar cerita

2. Pengarang sebagai orang yang serba tahu, tahu tentang pikiran, perasaan, dan kata hati pelaku.

f. Latar / setting : gambaran / keterangan mengenai tempat, waktu dan situasi / suasana berlangsung peristiwa.

g. Gaya bahasa : corak pemakaian bahasa, apakah baku, santai, menggunakan dialek daerah tertentu, dll.

Adapun unsur ekstrinsik prosa adalah sbb :

1. latar belakang pengarang

2. latar belakang pengarang

3. latar belakang budaya

4. latar belakang kemasyarakatan

5. latar belakang agama dan moral

Prosa dibedakan atas prosa lama dan prosa baru

a. Prosa lama

Ciri-ciri prosa lama :

- Isinya khayal

- Anonim (tanpa pengarang)

- Milik bersama

- Istana sentris

- Dari mulut ke mulut

Bentuk-bentuk prosa lama :

1. Mite : dongeng yang banyak mengandung unsur-unsur ajaib dan ditokohi oleh dewa, roh halus, atau peri misal : Nyai Roro Kidul

2. Legenda : dongeng yang dihubungkan degnan terjadinya suatu tempat. Lazimnya dicari-cari, dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan alam

Umpamanya : Si Malin Kundang

Gunung Tangkuban Perahu

3. Fabel : Dongeng tentang binatang yang mengandung pelajaran.

Umpamanya : Pelanduk yang jenaka

4. Hikayat : cerita pengaruh Arab yang banyak mengisahkan raja-raja sakit

Umpamanya : Hikayat Hang Tuah

Hikayat si Miskin

Hikayat Panji Sumirang

5. Cerita Berbingkai : Cerita yang di dalamnya terdapat cerita lgi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya

Umpamanya : Ceribu satu malam

b. Prosa Baru

Ciri-ciri prosa baru adalah

1. Masyarakat sentaris (berorientasi pada kehidupan masyarakat)

2. Ada nama pengarangnya

3. Mencerminkan pribadi pengarang

4. Tertulis

5. Dinamis sesuai dengan perkembangan masyrakat

Bentuk-bentuk prosa baru :

1. Roman : Cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengunkap adat / aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang

Misal :

- Di bawah lindungan Ka’bah (Hamka)

- Azab dan sengsara (Merari Sialgar) dll

2. Novel : Cerita yang mengisahkan konflik pada pelaku sehingga terjadi perubahan jalan hidup nasib pelaku utama.

Misal :

- Harimau-Harimau (Mochtar Lubis)

- Aku (Idrus)

3. Cerpen : Cerita yang mengisahkan konflik para pelaku, tetapi tidak mengakibatkan perubahan nasib pelaku utama. Ceritanya pendek, alurnya tunggal, tidak ada digresi (peristiwa yang menyimpang dari pokok masalah yang sedang dihadapi)

4. Esai : Ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni fenomena sosial, politik, pementasan drama, film dll, menurut selera pribadi penulis, sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.

5. Resensi : Pembicaraan/pertimbangan ulasan suatu karya (buku, film, drama), isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti : tema. Alur, perwatakan, dialog dll.

6. Kritik : Kerya yang menguraikan pertimbangan baik buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu

7. Biografi : karangan yang menceritakan kisah kehidupan seseorang (orang besar) orang penting/sejak masa kecil hingga ia menjadi orang besar/ternama.

Umpamanya : - Biografi Ir. Sukarno (Junan Nasution)

- W.R. Supratman (Matu Mona)

8. Otobiografi : Pengarang melukiskan pengalamannya sendiri (berisi riwayat hidup diri sendiri)

9. Antologi (Bunga rampai) : Buku yang berisi kumpulan karya terpilih misal : Laut Biru, Langit Biru (Ayip R.)

2. Puisi

Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.

Unsur-unsur intrinsik puisi adalah :

a. Tema : Tentang apa puisi itu berbicara

b. Amanat : Apa yang ining dinasihatkan kepada pembaca

c. Rima : Persamaan-persamaan bunyi

d. Ritme : Tekanan-tekanan yang teratur / perhentian-perhentian

e. Metrum / Irama : Iurannaiknya lagu secara beraturan yang dibentuk oleh persamaan jumlah kata

d. Majas / gaya bahasa : permainan bahasa untuk efek estelis maupun maksimalisasi ekspresi

e. Kesan : perasaan yang diungkapkan lewat puisi (sedih, haru, mencekam, berapi-api)

f. Diksi : pilihan kata / ungkapan

Adapun unsur-unsur ekstrinsik yang sering mempengaruhi lahirnya puisi adalah .

a. Biografi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar